Resistor
merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus
listrik dan juga digunakan sebagai pembagi tegangan listrik, atau
resistor dapat dikatakan juga sebagai penentu besarnya suatu arus dan
tegangan listrik pada suatu rangkaian elektronika.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa resistor berfungsi untuk menahan arus listrik sehingga setiap resistor memiliki nilai tahanan (resistansi) tertentu. Satuan besarnya nilai tahanan suatu resistor adalah Ohm (Ω). Ohm diambil dari seseorang bernama Georg Simon Ohm yang berkebangsaan Jerman, dimana dia adalah fisikawan penemu hubungan antara arus, tegangan dan tahanan pada suatu rangkaian listrik yang kemudian dikenal sebagai hukum Ohm.
Simbol
Eropa ditunjukkan oleh R1 sedangkan R2 merupakan simbol Amerika. Kedua
simbol tersebut bukan merupakan bentuk asli resistor tetapi simbol
tersebut digunakan untuk menggambarkan resistor pada rangkaian
elektronika.
Pada
cincin 1 (warna hitam) merupakan digit pertama, cincin 2 (warna coklat)
merupakan digit kedua, cincin 3 (warna merah) merupakan faktor pengali,
dan cincin 4 (warna emas) merupakan toleransi. Setiap warna pada cincin
memiliki nilai yang berbeda, untuk mengetahui nilai–nilai setiap warna
tersebut perhatikan tabel berikut ini.
Nilai
toleransi pada resistor merupakan kualitas dari resistor itu sendiri,
walaupun resistor memiliki nilai tahanan yang tetap, tetapi pada
kenyataannya nilai tahanan ini dapat berubah jika terpengaruh oleh
faktor eksternal misalnya adalah suhu (temperatur). Besarnya perubahan
terhadap suhu tersebut tergantung dari nilai toleransi yang tertera pada
cincin ke empat pada badan resistor.
Contoh: dari hasil perhitungan nilai tahanan tersebut diatas diperoleh hasil 1700Ω dengan toleransi ± 5%, maka rentang nilai minimum dan maksimum resistor tersebut adalah:
Jadi
rentang nilai tahanan dari resistor tersebut jika terjadi perubahan
suhu adalah 1615Ω-1785Ω. Semakin kecil nilai toleransi maka semakin
kecil pula rentang-nya perubahan nilai tahanan suatu resistor, atau
dengan kata lain semakin kecil nilai toleransi semakin baik pula
kualitas resistor tersebut. Untuk kode angka cara pembacaannya hampir
sama sama dengan kode warna hanya tampilannya langsung berupa angka.
Biasanya
nilai disipasi pada resistor adalah 1/16W, 1/8W, 1/4W, 1/2W, 1W, 2W,
5W, dan seterusnya. Nilai disipasi pada resistor berguna agar sebuah
resistor dapat bertahan dari panas, pada kondisi arus listrik maksimum
yang melewatinya. Semakin besar nilai disipasinya semakin besar ukuran
resistor-nya. Untuk menentukan daya yang akan mengalir melalui resistor
digunakan rumus berikut ini.
Dimana:
Pada resistor nonlinier nilai tahanan-nya dibuat dapat berubah-ubah sesuai kebutuhan, jenis resistor ini antara lain Potensiometer (resistor variabel), Negative Temperature Co-eficient (NTC), Positive Temperature Co-efficient (PTC), dan Light Depending Resistor (LDR).
Simbol
untuk potensiometer ditunjukkan pada gambar sebelah kiri, sedangkan di
sebelah kanan merupakan gambar potensiometer sebenarnya.
Courtesy : www.mikroe.com
Pada
gambar a. paling sebelah kiri merupakan simbol NTC disebelah kanannya
merupakan bentuk-bentuk NTC sebenarnya. Pada gambar b. paling sebelah
kiri merupakan simbol dari PTC dan disebelah kanannya merupakan
bentuk-bentuk nyata dari PTC. Resistor jenis ini biasa digunakan sebagai
sensor suhu pada suatu peralatan elektronika.
Pada
gambar diatas merupakan contoh bentuk LDR yang sering digunakan pada
rangkaian elektronika. Pada rangkaian elektronika LDR biasa digunakan
sebagai sensor cahaya.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa resistor berfungsi untuk menahan arus listrik sehingga setiap resistor memiliki nilai tahanan (resistansi) tertentu. Satuan besarnya nilai tahanan suatu resistor adalah Ohm (Ω). Ohm diambil dari seseorang bernama Georg Simon Ohm yang berkebangsaan Jerman, dimana dia adalah fisikawan penemu hubungan antara arus, tegangan dan tahanan pada suatu rangkaian listrik yang kemudian dikenal sebagai hukum Ohm.
Simbol Resistor
Simbol resistor pada suatu rangkaian elektronika pada umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu simbol Amerika dan simbol Eropa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.Kode Resistor
Nilai tahanan pada suatu resistor ditampilkan pada badan resistor dan berupa kode, pada umumnya kode tersebut terbagi atas dua macam yaitu kode warna dan kode angka. Kode warna ini berbentuk seperti cincin yang melingkari badan resistor, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.Contoh
- Cincin 1 (coklat) = digit pertama / nilai = 1
- Cincin 2 (ungu) = digit kedua / nilai = 7
- Cincin 3 (merah) = faktor pengali = x 102Ω
- Cincin 4 (emas) = toleransi = ± 5%
- = 17 x 100Ω dengan toleransi ± 5%
- = 1700Ω dengan toleransi ± 5%
Contoh: dari hasil perhitungan nilai tahanan tersebut diatas diperoleh hasil 1700Ω dengan toleransi ± 5%, maka rentang nilai minimum dan maksimum resistor tersebut adalah:
Rentang nilai minimum dan maksimum resistor
- 1700Ω x 5% = 85Ω
- Nilai minimum = 1700Ω - 85Ω = 1615Ω
- Nilai maksimum = 1700Ω + 85Ω = 1785Ω
Contoh
- Suatu resistor di badannya terdapat kode angka 471.
- Maka 4 merupakan digit pertama, 7 merupakan digit kedua, dan 1 merupakan faktor pengali.
- Sehingga nilai resistor tersebut 47 x 101Ω = 470Ω.
Untuk mempermudah perhitungan dan pembacaan kode warna resistor, unduh Kode Warna Resistor Kalkulator dalam format spreadsheet Excel
Disipasi Panas Pada resistor
Jika suatu arus listrik yang melewati resistor meningkat, maka akan dihasilkan panas dan jika arus tersebut terus meningkat hingga melewati batas maksimum maka resistor akan rusak. Untuk mencegah hal tersebut, selain memiliki nilai tahanan dan toleransi, resistor juga memiliki nilai disipasi dalam Watt.- P adalah daya dalam Watt (W)
- V adalah tegangan dalam Volt (V)
- I adalah arus listrik dalam Ampere (A)
- R adalah tahanan resistor dalam Ohm (Ω)
P = V2 / R = 122 / 47 = 144 / 47 = 3,1 Watt
Resistor
akan terdisipasi panas sebesar 3,1 Watt, jadi hendaknya pada rangkaian
tersebut digunakan resistor dengan nilai disipasi diatas 3,1 Watt (misal
5W) untuk menghindari kerusakan pada resistor.Resistor Nonlinier
Resistor yang sudah dijelaskan sebelumnya merupakan resistor linier atau resistor yang memiliki nilai tahanan yang tetap, walaupun dijelaskan juga sebelumnya bahwa nilai tahanan resistor berubah-ubah terhadap temperatur tetapi perubahan tersebut tidaklah terlalu besar.Pada resistor nonlinier nilai tahanan-nya dibuat dapat berubah-ubah sesuai kebutuhan, jenis resistor ini antara lain Potensiometer (resistor variabel), Negative Temperature Co-eficient (NTC), Positive Temperature Co-efficient (PTC), dan Light Depending Resistor (LDR).
Potensiometer
Resistor ini memiliki tuas putar atau geser yang berfungsi untuk merubah nilai tahanan-nya. Biasanya potensiomenter digunakan pada tombol pengatur volume, bass, treble, dan equalizer pada perangkat audio seperti amplifier dan mini compo.NTC dan PTC
Kedua jenis resistor ini merupakan jenis resistor nonlinier yang nilai tahanan-nya tergantung dari temperatur atau suhu. Pada NTC (Negative Temperature Co-efficient) nilai tahanan-nya akan berkurang jika temperaturnya naik, sedangkan PTC (Positive Temperature Co-efficient) nilai tahanan-nya akan bertambah seiring dengan naiknya temperatur.Courtesy : www.mikroe.com
LDR
LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor nonlinier yang nilai tahanan-nya berubah-ubah terhadap perubahan cahaya.Sumber Referensi
- Lessons In Electric Circuits, Volume I - DC, By Tony R. Kuphaldt, Fifth Edition. (http://openbookproject.net/electricCircuits)
- Understanding Electronic Components - Resistor, http://www.mikroe.com/en/books/keu/01.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar